Alamak, PSK Juga Harus Nyetor Jatah Kepada Petugas Terminal Lebak Bulus

Jurnalrealitas.com, Jakarta – Yang namanya urusan syahwat, siapapun tak bisa menolaknya. Kenikmatan duniawi ini seakan tak memandang posisi, status dan jabatan seseorang. Dari pejabat hingga pemulung sekalipun, untuk urusan yang satu ini tak usah ditanya pastilah menginginkannya.Terkait dengan hal ini, mungkin satu contoh yang terbilang heboh dan tepat adalah kasus perkawinan singkat bupati garut yang mengundang perhatian banyak orang baru-baru ini.

Berhubungan dengan urusan syahwat ini rupanya di terminal lebak bulus Jakarta selatan juga terjadi pemandangan yang tak seharusnya. Keberadaan para palacur yang setiap malamnya mangkal dan mencari tamu disekitar terminal lebak bulus tak luput dari perhatian pengelola terminal lebak bulus.

Dari informasi yang berhasil dihimpun wartawan, pada hari Rabu, (5/12/2012) silam, wartawan melihat dan menyaksikan secara langsung aksi pelacuran yang terjadi di terminal Lebak Bulus, dan hal ini diperkuat oleh penuturan dari salah satu pedagang kaki lima yang setiap harinya mangkal dan buka selama 24 jam di terminal lebak bulus.

Baca Juga:

Optimalkan Pengawasan Dana Desa, Kemendes PDDT Daftarkan Pendamping Desa Sebagai Peserta BPJS Ketenagakerjaan


Nara sumber yang namanya tak ingin disebutkan tapi boleh disamarkan menjadi Suripah mengungkapkan bahwa keberadaan para PSK disekitar terminal bukanlah hal yang aneh, karena memang keberadaan PSK seperti sudah biasa dan lumrah.

“Kalau untuk masalah cewek yang biasa nongkrong di terminal ini, bukanlah hal yang aneh karena disini memang tempatnya, dan kalau malam memang banyak cewek yang pada mangkal dan cari tamu di sini”, katanya.

“Kalau sekiranya mas nggak percaya coba saja datang kesini pada malam hari, apa lagi kalau pas malam minggu dan kebetulan nggak turun hujan pasti banyak cewek yang pada nongkrong dan mangkal disini,”lanjutnya.

“Lebih jelasnya coba saja mas ajak ngobrol dan tanya sama cewek yang lagi duduk dan pakai baju merah itu, karena saya perhatikan dari tadi dia lihatin mas terus, mungkin dia lebih tahu daripada saya mas, karena kalau malam dia memang suka mangkal dan nongkrong cari tamu di sini, jangan lupa mas ya kalau sekiranya mas nanti jadi ngamar sama dia saya minta komisi dari mas,” tutup Suripah.

Sebagaimana telah diungkapkan Suripah, wartawan mencoba mencari tahu lebih banyak lagi tentang dugaan adanya praktek pelacuran yang selama ini disinyalir terjadi diterminal Lebak Bulus, dengan sedikit basa-basi dan modal sebungkus rokok serta sekaleng minuman minuman kaleng, maka percakapan pun terjadi.

Menurut penjelasan dari salah satu cewek PSK yang mengaku bernama Sella (22 tahun) asal Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat ini, karena alasan keamanan dan kenyamanan sehingga dirinya memilih mangkal dan mencari tamu disekitar terminal lebak bulus.

“Saya kalau malam memang suka nongkrong dan mangkal serta cari tamu di sini (terminal lebak bulus), karena disini lebih enak dibanding tempat yang lain, kalau di sini saya merasa lebih aman dan nyaman serta terlindungi karena nggak pernah ada razia atau operasi penertiban, asalkan mau berbagi rejeki dan tahu sama tahu dengan petugas terminal, pokoknya dijamin aman dan terkendali, cuma ribetnya kalau pas petugas terminal minta jatah ngamar maka kita nggak punya kuasa untuk menolak terpaksa akhirnya kita kasih dan turuti, daripada nantinya kita dimusuhi dan nggak boleh cari tamu disini lebih baik kita kasih dan turuti saja kan, itupun petugas terminal maunya ngamar gratis sama kita”, keluh sella. “Tapi gak apa-apalah yang paling penting kita aman cari uang disini,” katanya lagi.

Lalu Wartawan bertanya, “biasanya berapa tarif untuk sekali ngamar mbak dan ngamarnya dimana? lalu Sella menjawab, “biasanya Rp.300 ribu itu bersih sudah termasuk hotel untuk short time dan kalau long time Rp.500 ribu, tapi kalau mas nggak punya uang untuk bayar hotel juga nggak apa-apa, diterminal ini juga bisa kok ngamarnya, malah lebih murah Rp.200 ribu,” jawab Sella.

“Lalu kalau disini ngamarnya dimana mbak, tanya wartawan penasaran. “Di situ tu mas, didalam metro mini yang ada diujung paling pojok, kalau sekiranya mas mau, bisa kok kita ngamarnya disitu nanti mas bayar aja sewanya sebesar Rp. 20 ribu sama petugas terminal, pokoknya mas tenang saja karena disini di jamin aman,” katanya sambil berpromosi.

“Di dalam metro mini”, memangnya boleh buat ngamar disanan Tanya wartawan lagi”. “Boleh saja mas, kenapa nggak. karena biasanya kita kalau ngamar disitu lagian kan setiap malam kita juga bayar uang keamanan sama petugas terminal,” pungkasnya. Namun karena sudah berkali-kali Sella berusaha membujuk Wartawan namun tak berhasil, akhirnya Sella mengakhiri percakapan lalu pergi dengan ekspresi wajah yang sangat kesal dan cemberut.

Menanggapi hal ini tenaga ahli anggota DPR/MPR RI dari fraksi partai Hanura Ibrahim Shaleh mengatakan bahwa maraknya aksi pelacuran dan prostitusi yang ironisnya justru menyeret dan melibatkan oknum petugas terminal ke dalam bisnis esek-esek ini, semakin menambah potret suram keberadaan terminal Lebak Bulus yang selama ini di pimpin oleh Suarta Sebayang.

“Maka, Suarta Sebayang selaku kepala terminal lebak bulus saat ini, perlu dipertanyakan kapabilitasnya sebagai pejabat yang diberi amanah untuk memimpin, yang seharusnya membenahi dan memperbaiki citra terminal yang sudah terlanjur negative, bukan malah ikut-ikutan bahkan memeliharanya”, tandas Ibrahim

(AM)