Ilustrasi Terminal Lbk bulus

jurnalrealitas.com, Jakarta – Permasalahan sampah di kota Jakarta merupakan persoalan serius yang tidak boleh disepelekan oleh pemprov DKI. Bagaimana tidak, dengan volume sampah yang cukup besar jika tak ditangani serius maka tumpukan sampah pun tak bisa dihindarkan, jika sudah menumpuk lalu membusuk maka akan berdampak buruk pada kesehatan pada warga dilingkungan sekitar dan bahkan bisa merusak pemandangan kota.

Seperti misalnya saja timbunan sampah yang sering terjadi di sekitar Terminal Bus Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Banyaknya volume sampah yang tidak terangkut oleh petugas kebersihan mengakibatkan sampah menumpuk bahkan tak jarang sampai menggunung. Menurut para pedagang disekitar terminal menyebutkan bahwa pemandangan tersebut (sampah tak terangkut) sudah biasa mereka lihat, karena itu mereka (para pedagang)  menerima saja kondisi tersebut, karena tidak bisa berbuat apa-apa.

Padahal menurut Mahfud (30 tahun) salah satu pedagang menuturkan, bahwa setiap hari mereka dikutip retribusi sampah sebesar 3 ribu rupiah oleh oknum petugas seksi kebersihan. “Katanya untuk uang kebersihan tetapi kenyataannya sampah disini sering menumpuk dan menggunung. Jadinya menimbulkan kesan kotor dan jorok bahkan bau busuk”, keluhnya.

“Kadang saya bertanya-tannya sendiri, apa saja sih kerjanya kepala seksi kebersihan kecamatan Cilandak setiap harinya, kenapa sampah bisa sampai menumpuk dan menggunung seperti ini karena tak terangkut. Seharusnya seksi kebersihan kecamatan cilandak bekerja dengan serius, angkut ini sampah jangan hanya duduk manis saja dikantor dan terima duitnya dari pedagang, namun tunjukkan juga kinerjanya, kalau begini sama saja dia (seksi kebersihan) hanya makan gaji buta minim kinerja”, tutur Mahfud yang dibenarkan oleh beberapa pedagang lain. (Rys)