Operasi Ayam Berformalin Di Pasar Tradisional Oleh Sudin Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat

JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Sebagai upaya pencegahan dan melindungi warganya dari bahaya pencemaran produk ayam berformalin, Pemda DKI melalui Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Jakarta pusat tak henti-hentinya melakukan operasi rutin ke setiap pasar-pasar tradisional di wilayahnya. Hal ini dilakukkan untuk memastikan bahwa semua pasar tadisional yang ada di Jakarta pusat terbebas dari produk ayam yang tercemar formalin.

Seperti kegiatan operasi ayam berformalin yang dilaksanakan pada hari Jumat, (30/11/2012) pukul 04:00 WIB s/d 08:00 WIB dini hari. Operasi dilakukan di dua pasar berbeda yakni Pasar Petojo ilir dan Pasar Gembrong Jakarta Pusat. Dalam kegiatan ini, seluruh rombongan yang tergabung dalam operasi, langsung terjun dan turun kelapangan untuk melakukan pemeriksaan yang dikhususkan kepada para pedagang daging ayam.

Operasi rahasia alias tanpa diketahui oleh pihak pasar ini, dipimpin langsung oleh Kasudin Ir. Hj. Ida Herawati, MM serta didampingi oleh Kasi Pengawasan dan Pengendalian Ir. Sarjono, MM yang melibatkan sekitar 25 orang petugas yang terdiri dari Korwas PPNS, PPNS, team Laboratorium Labkesmavet mobil dari Dinas Pertanian dan Kelautan Pemda DKI Jakarta, Satpol PP dan Petugas Seksi Pengawasan dan Pengendalian dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat.

Dalam operasi ini, pemeriksaan hanya difokuskan kepada para pedagang daging ayam potong saja, sedangkan produk daging lainnya seperti daging sapi, daging ayam kampung, ikan, serta produk pertanian tak turut dalam pemeriksaan.

Pertama sekali operasi dilakukan ke pasar tradisional Petojo Ilir, sekitar pukul 04:30WIB rombongan petugas tiba dilokasi dan langsung melakukan pemerikasaan keseluruh pedagang daging ayam. Petugas melakukan pemerikasaan dengan cara membeli sepotong (bukan satu ekor: red) daging ayam yang diambil secara acak oleh petugas. Bagian potongan daging ayam bervariasi, mulai dari bagian paha, dada, leher, kepala, hingga buntut menjadi sasaran petugas untuk dibeli sebagai sample. Kemudian sample-sample tersebut langsung diberikan kepada petugas laboratorium untuk di uji dan diperiksa kadar kandungan dagingnya.

Di pasar Petojo ilir ini petugas berhasil mengambil 19 sample. Dari ke 19 sample, 18 diantaranya adalah daging ayam sedangkan 1 sample adalah daging sapi yang diduga busuk.

Dari ke 19 sample yang melewati test uji laboratorium, tak satupun dari sample-sample tersebut mengandung formalin, dengan kata lain semua sample yang diambil hasil testnya negative, artinya daging ayam yang dijual dipasar petojo ilir bebas dari formalin.

Kemudian, rombongan petugas melanjutkan kegiatan operasi ayam berformalin ke pasar tradisional Gembrong. Setibanya, di pasar ini petugas langsung menyasar kepara pedagang ayam dan membeli sebanyak 13 sample daging ayam untuk di uji laboratorium kadar kandungan dagingnya. Dari 13 sample yang di uji laboratorium kan tersebut, hasilnya juga cukup menggembirakan yakni sebanyak 13 sample yang diambil hasilnya negative, yang artinya bahwa daging ayam yang diperjual belikan di pasar tradisional Gembrong adalah daging ayam yang bebas dari kandungan zat berbahaya yaitu formalin.

Disela-sela kegiatan ini, Ida Herawati selaku kasudin mengatakan, bahwa kegiatan operasi ayam berformalin ini adalah sifatnya persuasive, atau lebih kepada perlindungan dan keamanan masyarakat semata, sehingga dalam kegiatan ini pihaknya tidak menggunakan perda. “Kalau bahan makanan yang dikomsumsi oleh masyarakat asupannya tidak bagus, tentu kesehatannya juga terganggu kan, apalagi untuk anak-anak sekolah sebagai generasi penerus,” ujarnya kepada wartawan.

Senada dengan yang disampaikan Kasudin, Sarjoni selaku kepala seksi pengawasan dan pengendalian di Suku Dinas Pertanian dan Peternakan mengatakan hal serupa, dengan adanya kegiatan operasi ayam berformalin ini, maka pihaknya berharap agar semua pasar tradisional di wilayahnya nantinya terbebas dari peredaran formalin.

“Alhamdulilah, pada hari ini dua pasar yang kita kunjungi dan pertama kalinya kita membawa serta laboratorium mobil, hasilnya cukup menggembirakan yakni kedua pasar tersebut langsung bebas dari formalin,”katanya.

“Itu artinya kesadaran para pedagang di kedua pasar ini sudah ada, hal ini menunjukkan adanya respons positif dari para pedagang yang notabene juga sering bertemu dengan petugas yang setiap minggunya mendatangi pasar untuk melakukan pengawasan dan pengendalian. Oleh karena itu kita juga berterimakasih kepada pengelola dikedua pasar ini, yang mana dipasarnya kita tidak lagi menemukan adanya ayam berformalin yang diperjual belikan, mudah-mudahan hal yang baik ini seterusnya bisa dipertahankan hingga pasar-pasar ini nantinya mendapat sertifikasi bebas formalin,” tandasnya. (MB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *