JURNALREALITAS.COM, SIMALUNGUN – Sikap arogan dan tidak bersahabat sepertinya susah hilang dari sebagian ASN (Aparatur Sipil Negara) di Negara Indonesia tercinta ini. Kehadiran Wartawan maupun LSM kerap dijadikan musuh dan pengganggu kenyamanan bagi pihak-pihak instansi dan lembaga pemerintah yang tak ingin boroknya terpublikasi ke masyarakat luas.
Contohnya saja di kantor Camat Panombean Panai Kab. Simalungun. Rudi Saragih selaku masyarakat pemerhati kinerja pemerintahan berserta Wartawan Nagori di Kab. Simalungun diperlakukan tidak baik oleh staf kantor camat saat yang bersangkutan menjalankan tugasnya di kantor tersebut.
Perlakuan tidak baik itu terjadi saat Rudi bersama wartawan menyambangi kantor Camat untuk meminta konfirmasi terkait pengalokasian dan penggunaan dana desa di Nagori Pamatang Panombean, Selasa, (8/11/2016). Harapan bisa mendapat keterangan dari Camat, justru dicederai dengan perlakuan tidak baik dari staf kantor kecamatan.
Seperti diketahui, ada dugaan terkait pengalokasian dan penggunaan dana desa di Nagori Pamatang Panombean. Dari survey lapangan yang dilakuka pihak Rudy ditemukan kejanggalan dan diduga kuat kepala desa telah melakukan kecurangan atas alokasi/ penggunaan anggaran dana desa tahun 2016 melalui plank-plank kegiatan/proyek yang tidak sesuai. Disamping survey langsung, pihak Rudi juga ingin menanyakan terkait kegiatan pekerjaan yang ada di Nagori Pamatang Panombean secara gambling sekaligus menanyakan tentang pendamping desa kepada pihak kecamatan.
Saat itu, ketika coba dikonfirmasi langsung ke kantor camat Panombean Panai, Kabupaten Simalungun, Camat J. Sihaloho, SH dan stafnya menunjukkan sikap arogan dan tidak bersahabat. Sikap arogansi itu tampak jelas terutama datang dari seorang staf bermarga Damanik yang mengaku berdomisili di Pematangsiantar. Sikap arogan dan tidak bersahabat itu membuat tidak maksimalnya proses Konfirmasi. Sehingga informasi yang diharapkan tidak diperoleh dengan baik.
Sikap arogan dan tidak bersahabat dari Camat dan stafnya tidak menunjukkan sikap dan jati diri sejatinya seorang ASN selaku abdi negara pelayan masyarakat. Menurut Rudi, hal ini patut diduga karena camat panombean panai juga memperoleh bagian dari dana desa sehingga mereka menunjukkan sikap yang tidak bersahabat.
Peristiwa ini semua berawal dari pemaksaan pengisian buku tamu oleh para staf kepada Rudi dan Wartawan. Mereka mengatakan dan memaksa harus mengisi buku tamu lebih dulu kalau mau ketemu camat. Namun oleh Rudi dijawab kami akan mengisi buku tamu bertemu camat lebih dahulu. Namun oleh staf tidak dijinkan dan malah menunjukkan sikap arogan dan tidak bersahabat. (M. Baringin P. S)
Komentar