Jurnarealitas.com, Jakarta – Buntut dari aksi pemukulan yang dilakukan oleh anggota TNI Angkatan Udara (AU) kepada wartawan saat meliput jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 milik TNI AU di sekitar pemukiman warga RT 03/RW 03, Dusun 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10/2012) sekitar pukul 09.47 WIB, berakibat munculnya aksi unjuk rasa oleh wartawan di berbagai daerah.
Sebagaimana diketahui, kekerasan kembali dilakukan oleh oknum TNI AU terhadap Didik Herwanto, (fotografer Riau Pos), Febrianto Budi Anggoro (LKBN Antara), Fakhri Rubianto (Reporter Riau TV), Ari (TvOne), Irwansyah (Reporter RTV) dan Andika (Fotografer Vokal).
Unjuk rasa dilakukan sebagai solidaritas terhadap wartawan yang dipukul dan dirampas kameranya oleh anggota TNI AU saat meliput jatuhnya pesawat. Para Wartawan mengecam pemukulan itu dan meminta pelakunya dipecat dan dipidanakan. Wartawan mengumpulkan kartu identitas dan perlengkapan liputan kamera di atas foto peristiwa pemukulan.
Di Jakarta, ratusan wartawan yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan Anti Kekerasan (Sowak) melakukan aksi tabur bunga di depan Kantor Menteri Pertahanan RI, Jakarta, Rabu (17/10/2012).
Aksi ini dilakukan sebagai simbol matinya kesadaran aparat keamanan, khususnya TNI AU terhadap dunia jurnalistik. Dalam aksinya, ratusan jurnalis meletakan puluhan kamera di tanah sebagai simbol perilaku TNI AU yang melakukan kekerasan pada wartawan di Pekanbaru, Riau.
Lebih jauh, aksi tabur bunga ini juga memperlihatkan bahwa selama ini wartawan acap kali mengalami kekerasan saat bertugas di lapangan saat meliput jatuhnya pesawat milik TNI AU. Sekalipun sudah dilindungi oleh UU, namum sering kali keamanan dan keselamatan wartawan sering diabaikan oleh aparat keamanan.
Dalam aksi ini, wartawan menuntut untuk memecat dan memidanakan aparat TNI AU yang melakukan aksi kekerasan. Juga menuntut Mekopolhukam dan jajaran terkait dalam hal ini, Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI agar menginstruksikan kepada para prajuritnya untuk menghormati kerja jurnalistik awak media.
Juga meminta Presiden SBY selaku Panglima Tertinggi TNI agar menginstruksikan kepada Panglima TNI untuk menindak tegas dan memproses hukum pelaku kekerasan terhadap wartawan di Riau.
Selain itu, massa juga meminta DPR RI dalam hal ini, Komisi I DPR RI untuk memanggil Menteri Pertahanan dan Panglima TNI termasuk Kepala Staf TNI AU untuk menjelaskan bentuk pertanggungjawaban atas kasus ini. (Tim)
Komentar