JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo dan Mendikbudriset Nadiem Nakarim melakukan Podcast digelar dalam rangka perayaan Hari Pendidikan Nasional 2021. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menanyakan progres program pendidikan kepada Nadiem.
Presiden Joko Widodo hadir melalui media yang berbeda yakni podcast pada Minggu (02-05-2021). Bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Jokowi mengisi sebuah podcast dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2021.
Dalam podcast berdurasi 26 menit tersebut, Jokowi dan Nadiem awalnya membahas situasi pendidikan di tengah pandemi serta sejumlah kebijakan Kemendikbudristek. Beberapa yang disinggung adalah program Merdeka Belajar, digitalisasi, hingga penghapusan Ujian Akhir Nasional (UAN).
Diskusi berlangsung interaktif dengan Nadiem dan Jokowi saling bergantian bertanya, namun jelang sesi obrolan usai, Nadiem bertanya kepada bosnya bagaimana kesehariannya saat menjadi pelajar dulu.
“Tipe pelajar seperti apa bapak dulu?,” tanya Nadiem dalam podcast yang juga disiarkan Youtube Sekretariat Presiden tersebut.
Jokowi lalu menyampaikan sejak Sekolah Dasar sampai tingkat perguruan tinggi ia menjadi pelajar yang kompetitif. Rumusnya, Jokowi mengerjakan dua kali lipat hal yang dilakukan temannya yang berprestasi.
“Kalau teman saya yang pintar belajar satu jam, saya dua jam. Kalau yang juara satu belajarnya dua jam, saya empat jam,” kata Jokowi.
Tak hanya itu, sebagai pecinta alam saat mahasiswa, Jokowi juga membiasakan diri belajar dari alam sekitar. Menurutnya, pendidikan yang diperoleh dari luar kelas sama pentingnya dengan yang diterima di dalam kelas.
“Kadang-kadang bisa lebih penting,” kata alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Nadiem lalu menanyakan bekal apa yang didapatkan Jokowi saat sekolah sehingga bermanfaat di masa depan. Jokowi lalu menjawab bahwa mentalnya berkompetisi membuat dirinya berani mengambil risiko, termasuk menjadi pengusaha.
“Selain itu saya dari dulu suka ingin tahu secara detail, saya lihat betul,” kata Presiden.
Jokowi lalu berpesan kepada seluruh siswa agar tetap belajar meski RI sedang dilanda pandemi. Ia mengatakan mereka yang selalu belajar akan terus bisa menyesuaikan diri dengan zaman.
“Ilmu sekolah atau kampus bisa menjadi jadul, tapi kalau belajar sepanjang zaman kita akan terus relevan,” katanya.
Jokowi Tanya Program Nadiem
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga bertanya kepada Nadiem bagaimana kemajuan rencana pembukaan sekolah tatap muka. Hal tersebut lantaran pendidik telah mendapatkan vaksin Covid-19.
Mantan bos Gojek tersebut Lalu mengatakan opsi hybrid alias campuran tatap muka dan daring merupakan pilihan terbaik. Namun kuncinya adalah memastikan orang tua murid merasa nyaman.
“Karena saat ini mereka (orang tua siswa) tak punya pilihan dan sulit (memaksa),” kata Nadiem.
Presiden lalu bertanya terobosan Nadiem untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif sampai pelosok. Nadiem menjelaskan program digitalisasi sudah masuk dalam Merdeka Belajar. Selain itu ia juga telah mengubah UAN menjadi assessment nasional demi meningkatkan kemampuan bernalar siswa.
“Pertama kalinya juga, kami tambahkan survei karakter. Nilai Pancasila diukur dan isu seperti intoleransi dan kekerasan seksual bisa diukur per sekolah,” ujar Nadiem.
Tak hanya itu, ia telah meluncurkan program Guru Penggerak demi meningkatkan kualitas dan kepemimpinan guru hingga kepala sekolah. Selain itu, perubahan juga dilakukan pada Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sehingga transfer dari pusat dilakukan langsung ke sekolah.
“Kepala sekolah juga fleksibel menggunakan BOS, ada yang untuk buku, digital, bahkan ada yang digunakan untuk beli perahu,” ujar Nadiem merujuk sekolah di daerah terpencil.
Terakhir, Jokowi bertanya soal peningkatan infrastruktur dan teknologi dalam pendidikan. Nadiem lalu menjawab saat ini pihaknya sedang menyiapkan distribusi laptop terbesar sepanjang sejarah kepada sekolah di seluruh RI.
“Dalam satu atau dua tahun, puluhan ribu sekolah akan menerima (laptop),” katanya. (tio)
Komentar