jurnalrealitas.com, Jakarta – Tragis, ironis parah dan memprihatinkan, sepertinya ungkapan tersebut sangat tepat untuk menggambarkan kebobrokan mental dan buruknya kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Seksi Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Betapa tidak, tumpulnya fungsi pengawasan dan penindakan membuat bangunan di wilayah kecamatan Pasar Minggu yang bermasalah tidak mendapat penindakan, bahkan dugaan kuat petugas yang seharusnya menjadi penindak dan pengawas justru berperan sebagai otak dan turut membekingi pihak-pihak yang bangunannya bermasalah.
Berbagai pelanggaran terjadi yakni mulai dari bangunan yang tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) hingga bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi dan peruntukannya begitu mudah ditemukan, dan konon kondisi ini diduga dijadikan kepala seksi P2B Kecamatan sebagai ajang untuk korupsi guna memperkaya diri sendiri. Berulang kali wartawan mencoba menemui kepala seksi P2B kecamatan Pasar Minggu dikantornya untuk konfirmasi hal ini, tak pernah berhasil bertemu dengan yang bersangkutan karena ruang kerjanya selalu tampak kosong tak berpenghuni sunyi dan sepi seperti layaknya berada di kuburan.
Bermaksud menemui kepala seksi P2B justru wartawan secara tak sengaja bertemu dengan salahsatu staf P2B kecamatan bernama Deni, saat itu wartawan meminta nomor HP kepala seksi P2B kecamatan namun Ia tidak berkenan dengan alasan tidak berwenang untuk memberi nomer HP tanpa seizin dari atasannya.
Mungkin bisa jadi kepala seksi P2B kecamatan Pasar Minggu telah memberi amanah dan pesan kepada semua stafnya agar jangan memberikan nomer hp-nya kepada siapa pun apalagi LSM dan wartawan.
Menyikapi hal ini ada kesan dan indikasi bahwa ternyata kepala seksi P2B kecamatan Pasar Minggu merasa gerah dan tidak nyaman ketika berhadapan dengan wartawan, yang kemungkinan besar akan ditanya berbagai hal terkait dengan kinerjanya selama ini dan dugaan telah terjadinya Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dilakukannya, sampai pada akhirnya menimbulkan berbagai praduga dan sejuta tanda tanya bahkan kecurigaan tersendiri dibenak dan batin wartawan. *Bersambung
Reporter: Anto M
Komentar