Jurnalrealitas.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pasang kuda-kuda untuk menghadapi para penyusup. Salah satu cara menangkal penyusup tersebut adalah mempersiapkan kartu identitas khusus untuk para awak media yang bertugas membuat berita di Kantor KPK, Jakarta.
’’Untuk mengantisipasi kejadian serupa kita akan siapkan ID Card khusus bagi teman-teman wartawan,’’ ujar Johan Budi, Juru Bicara KPK, kepada wartawan kemarin (30/9).
Selain membedakan wartawan dengan tamu lainnya, sambung Johan, inti pembuatan ID tersebut untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan. ID Card tersebut nantinya selain digunakan sebagai tanda pengenal wartawan yang biasa meliput di KPK juga dapat dipakai untuk memasuki beberapa ruangan. ’’Jadi nanti jelas, mana wartawan dan mana bukan wartawan,’’ jelasnya.
Teknis pemberian kartu identitas tersebut, kata Johan, akan diberikan setelah wartawan bersangkutan mendapatkan rekomendasi dari dewan redaksi tempat media tersebut berasal. Kartu identitas tersebut harus selalu dipegang. ’’Jika tidak ada rekomendasi dari redaksi, tidak bakalan mendapatkan kartu tersebut.
Sedikit banyak kartu tersebut dapat menghindari penyusup yang beberapa waktu lalu menghebohkan KPK,’’ tambahnya. Saat disinggung kapan pelaksanaan pembuatan Kartu Identitas tersebut, imbuhnya, saat ini pihaknya sedang menyiapkan teknisnya. ’’Doakan saja cepat selesai, kita baru membuat teknis dari kartu tersebut,’’ pungkas Johan.
Sebagaimana diketahui, seorang ’intel’ tertangkap basah tengah mengawasi pemberitaan wartawan di Ruang Pers Kantor KPK, Selasa (25/9). Gerak-gerik wartawan tersebut mulai tercium saat salah seorang wartawan televisi menanyakan identitas yang bersangkutan. Pasalnya, pria muda tegap memakai jaket cokelat dan sebuah tas ransel tersebut baru pertama kali terlihat menjejakkan kakinya di KPK.
’’Saya Joni dari INDOPOS, ini tanda pengenal saya,’’ jawabnya kepada M, seorang wartawan televisi di Ruang Wartawan KPK, Jakarta, Selasa (25/9). Namun saat mengetahui, ada wartawan INDOPOS di dalam ruangan tersebut, dirinya langsung ngeloyor pergi dengan tergesa-gesa tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Saat kembali ditanya INDOPOS, pria misterius tersebut mengaku sebagai ’’anak baru’’ yang biasa meliput di Mahkamah Konstitusi (MK). ’’Saya baru mas, biasa ngepos di MK,’’ ujarnya dengan logat Jawa. Tidak puas dengan jawaban itu, INDOPOS mengejar hingga keluar gedung KPK.
Setelah berhadapan empat mata, Joni mengaku bukanlah wartawan Indopos seperti telah dikatakan sebelumnya kepada wartawan di dalam ruangan KPK. ’’Saya bukan anak Indopos, maaf mas,’’ katanya sembari terburu-buru pergi lagi. Namun setelah didesak dan tidak bisa pergi karena tangannya dipegangi INDOPOS, Joni mengaku hanya menjalankan tugas untuk melakukan pengamanan di KPK.
Dirinya juga meminta agar identitasnya tidak diberitahukan kepada wartawan lainnya. ’’Saya hanya disuruh ngepam (mengamankan/mengawasi-red) di KPK. Siapa yang menyuruh? Adalah dari Mabes. Jangan bilang siapa-siapa ya, Mas,’’ imbuhnya dengan gagap. Namun saat mencoba ditanya mendetail, Joni tidak mau berbicara panjang lebar dan memilih untuk pergi. (Red) Indopos.co.id
Komentar