JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Pada Rabu Sore (02-06-2021) mantan sekjen FPI ustad Novel Bamukmin mengklarifikasi statement dirinya yang viral dalam pemberitaan yang dilansir jpnn.com, dan beberapa media lain bahwa promosi jabatan Mayor Jendral TNI Dudung Abdurahman yang disebut karena berani menurunkan baliho Habib Riziek Shihab, dan negara ini telah salah memberi promosi ke orang – orang yang telah berkhianat terhadap bangsa dan Pancasila adalah keliru (http://m.jpnn.com/news/kritik-promosi – Letjen -dudung-novel-singgung-nama-viktor- laiskodat-sampai-ahok )
Kepada jurnalrealitas.com Novel Bamukmin memberikan klarifikasinya di sebuah Cafe dibilangan warung Buncit Raya Jakarta Selatan Rabu sore (02-06-2021).
Novel menjelaskan, “jadi yang saya sampaikan tidak seperti itu, ini merupakan bagian dari pada dinamika media, menaikan untuk daya baca, nanti lebih jelasnya saya akan buat press release PA 212 atau kita akan komunikasi langsung dengan Pangdam Jaya Bapak Duduk, jadi jpnn.com itu yang asli itu tentang penistaan agama, dikembangkan oleh media-media lain, dengan judul berbagai macam cara, yang kita tulis diduga dibuang, diduganya, istri arah tujuan diduganya dibuang oleh jpnn.com juga, tentang dugaan Penista agamanya di buang buang oleh JPNN, justru diputus di belakangnya, dan saya tidak pernah menyebut langsung Bapak Dudung, begitu juga saya tidak menyebut jabatannya namanya, tidak ada yang di situ di sebut langsung,”
“Pesan saya umum dan bias untuk seluruh umum, apapun institusi apapun yang memang tidak mendukung menjalankan ke Tuhan Yang Maha Esa karena unsur Ketuhanan yang Maha Esa tidak boleh dinistakan, artinya mereka yang mendukung daripada orang orang Penistaan agama, saya duga pengkhianat bangsa,” jelasnya.
Novel Bamukmin klarifikasi Tak Pernah Tuduh Mayjend TNI Dudung Abdurachman sebagai Penista Agama.
“Biasa itu media tulisan 1 tapi di goreng sedemikian rupa, di daur ulang lagi yang kemarin di balikin lagi, nanti dalam waktu dekat kita bikin klarifikasi press release tentang hal ini, karena saya tidak pernah menyebut nama dan jabatan di jpnn.com itu di ambil yang itu itu aja untuk menarik minat baca padahal yang di ambil tentang topik penistaan agama, press releasenya nanti saya kirim, tujuan saya ke tokoh tokoh yang memang melakukan penistaan agama seperti Ahok, Viktor Laiskodat, itu saja mungkin yang saya sampaikan, jadi media agar memberitakan sebaik mungkin,” ulasnya.
“Jangan terputus putus dalam pemberitaan, disitu saya tidak menyebut Pangdam Jaya atau Bapak Dudung bahasa saya bias, ini masalah cerita tentang penistaan agama dan saya mengatakan penghianat – pengkhianat negara karena bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, adapun tentang nama pangkat dan jabatan Pangdam Jaya saya tidak menyebutkan sama sekali, saya tau prajurit prajurit TNI itu bersama rakyat, TNI ini di tunggangi bukan untuk kepentingan rakyat, yang saya lihat ada di TNI bela Habib Riziek langsung di proses dan di penjara, sejatinya ulama memang seharusnya oposisi yang mengontrol”, kata Novel menambahkan
“Jadi kalau teman teman melakukan tabayun kepada saya ini, saya merasa senang , nanti saya minta untuk dapat beraudiensi langsung dengan Pangdam Jaya menjelaskan masalah ini dalam waktu dekat,” pungkasnya. (Lly)
Komentar