JURNALREALITAS.COM, AIRBATU (ASAHAN) – Masyarakat Airbatu Kab. Asahan kecewa dengan isi ulang gas elpiji 3 kg yang tidak sesuai dengan timbangan seharusnya yaitu 8 kg.
Gas yang diisikan kedalam tabung seberat 5 kg ini seharusnya setelah dilakukan pengisian gas sebanyak 3 kg maka berat normalnya adalah 8 kg. Namun setelah dilakukan penimbangan ulang oleh masyarakat faktanya berat timbangannya kurang dari 8 kg.
Akibatnya hal ini pun membuat warga kecewa dan ingin mengetahui kenapa hal itu bisa terjadi. Tak terima dengan hal ini , masyarakat akhirnya komplin kepada agen penjualan isi ulang Gas Elpiji setempat.
Memang warga sudah sejak lama menaruh curiga atas hal ini sehingga untuk memastikan kebenaranya baru-baru ini dilakukan penimbangan ulang pada tabung gas ukuran 3 kg, dan benar, berat tabung gasnya tidak sesuai.
Atas ketidakberesan ini warga pun mencurigai adanya permainan busuk yang dilakukan perusahaan pelaksana pengisian gas setempat yang mengurangi timbangan demi meraup untung yang lebih besar.
Terkait keluhan ini, wartawan mencoba meninjau dan melakukan kroschek ke lokasi pengisian ulang gas elpiji untuk melihat secara langsung pelaksanaan pengisian gas elpiji yang dilaksankan oleh PT. Sinar Mulia Sentosa di Kec.Air Batu.
Dari proses pengisian selama dipantau wartawan ternyata tak ditemukan adanya kesalahan saat pengisian tabung gas elpiji berlangsung. Tabung gas yang berukuran 5 kg dengan isi gas elpiji seberat 3 kg memang diisi dengan timbangan sebenarnya yaitu 3 kg.
Ditelusuri lebih lanjut akhirnya diketahui bahwa kesalahan bukanlah karena isi gas elpiji yang dimasukkan tidak sesuai (kurang) melainkan karena faktor dari tabung elpiji yang tidak beres. Setelah tabung gas ukuran 5 kg diisi dengan gas 3 kg lalu kemudian ditimbang hasilnya jumlah timbangan tabung gasnya memang tidak memenuhi standart yang sebenarnya yaitu 8 kg tetapi kurang dari 8 kg.
Menurut keterangan Andi Cokro selaku pengusaha PT.Sinar Mulia Sentosa Kec.Air Batu kepada wartawan bahwa sebagai pengelola pengisian ulang gas elpiji semua proses telah dilaksanakan sesuai dengan standartnya.,
“Kesalahan ada pada tabung gas nya bukanlah pada pengisiannya yang kurang (gas elpiji), karena kita sudah menimbang bersama dan timbangan tidak ada yang salah, pemasangan karet-karet, segel juga dipasang dengan baik sesuai standart, ujarnya
“Tabung kosong ukuran standart 5 kg sudah tidak memenuhi timbangan standart lagi setelah sampai disini dan setelah ditimbang ulang hasilnya ada yang menjadi 4,8 kg hingga sampai 4,5 kg”. ungkapnya kembali.
Lalu kalau tabungnya yang bermasalah, tanggung jawab siapakah memperbaiki tabung gas elpiji ukuran 3 kg tersebut? Bukankah itu juga menjadi tugas dari pertamina untuk tetap memperhatikan kondisi tabung gas tetap standart dan layak digunakan oleh masyarakat, karena ini adalah program pemerintah.
Apa harus menunggu ada lagi yang meledak, baru pertamin memberikan perhatiannya? (MB)
Komentar