Jurnalrealitas.com, Jakarta – Keberadaan para wartawan rupanya cukup mengganggu kenyamanan segelintir pejabat di kantor pertanahan jakarta timur. Lalu apa sebabnya?
Begini, Riono selaku pejabat Kasubag TU yang baru saja menggantikan Tohir di kantor pertanahan jakarta timur jelas-jelas mengungkapkan kekesalannya tersebut baru-baru ini kepada wartawan.
Pejabat yang baru dirotasi dari kantor pertanahan jakarta selatan sebulan yang lalu ini mengeluhkan kekesalannya terkait masih saja ada wartawan yang memberitakan hal buruk terkait instansinya padahal sudah memberikan uang koordinasi sebesar 50ribu/ bulannya kepada wartawan yang diberikan langsung melalui perantara koordinator wartawan (perwakilan dari salahsatu organisasi wartawan:red).
“Saya bingung, gimana koordinasi yang baik dengan para wartawan ini, saat saya masih menjabat di kantor pertanahan jakarta selatan, saya sudah memberikan uang koordinasi kepada koordinator wartawannya untuk memberikan uang sebesar 50ribu/ bulannya sebagai bantuan kepada para wartawan, tapi nyatanya tetap saja wartawan memberitakan hal-hal yang buruk tentang kinerja kantor kami,” ujarnya.
Lalu kalau begitu lanjut Riono, dimana dong etika dari para wartawan ini, buat apa kami memberikan uang tersebut kalau tidak ada untungnya buat kami, tandasnya dengan nada kesal.
Saat itu, Riono yang masih terlihat sibuk dalam penyesuaian diri di kantornya yang baru, berhasil ditemui wartawan diruang kerjanya walau sedikit menunggu lama.
Dalam pembicaraan singkatnya dengan wartawan, Riono hanya berujar, “maaf ya mas karena saya juga masih baru disini, sehingga saya belum bisa memberikan informasi apa-apa terkait dengan kantor pertanahan jakarta timur ini, lagian saya juga belum tau menau bagaimana hukum adatnya dengan para wartawan disini, jadi maaf deh, saya masih banyak kerjaan,” tutupnya.
Sangat disayangkan, pernyataan Riono ini sangat tidak etis, Riono merasa dengan uang 50 ribu rupiah, Ia dan instansinya ingin mendapat imbalan terbebas dari berita yang tidak sedap. Riono tak ubahnya seperti pedagang emperan yang berupaya mencari keuntungan dari dagangan yang diperjualbelikannya. (Tim)
Komentar