jurnalrealitas.com – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melantik Walikota Jakarta Selatan Syamsudin Noor, di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jagakarsa, Rabu (15/5).
Pengambilan sumpah Syamsudin dilakukan di pinggir danau, dengan panggung berlatar belakang merah yang sederhana tepat pukul 08.30 WIB. Prosesi yang berlangsung khidmat tersebut, sempat diiringi dengan rintik hujan.
Usai menyaksikan penandatanganan pakta integritas, Jokowi memberikan arahan kepada Walikota. Ada 3 poin utama yang dipesankan Jokowi. “Saya mau titip 3 hal kepada Walikota Jakarta Selatan yang baru beserta jajaran,” ucap Jokowi.
Jokowi meminta kepada Walikota Jakarta Selatan untuk dapat memenuhi perwujudan karakter dan identitas kota. “Jadi kenapa pelantikan di Setu Babakan. Jakarta itu memerlukan karakter Betawi, dan di sini yang masih terlihat orisinilitasnya,” ujarnya.
Jokowi mengatakan, memang saat ini Setu Babakan masih dalam tahap perbaikan. Namun ditargetkan pada tahun depan semuanya sudah selesai dibangun. “Masih dalam proses, biayanya itu sekitar Rp 290 miliar. Tahun depan kita selesaikan dan bisa jadi kampung Betawi dan identitas,” kata Jokowi.
Pesan yang kedua dari Jokowi adalah agar Jakarta Selatan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga. Jangan sampai waduk, setu-setu, dan lahan hijau dibangun perumahan. “Waduk-waduk karena ada endapan jadi hunian, jangan sampai setu diuruk jadi apartemen, daerah hijau jangan sampai jadi perumahan. Ini titipan saya,” tegasnya.
Untuk yang terakhir, Jokowi berpesan agar Pemerintah Kota Jakarta Selatan bisa menjaga keberlangsungan proyek-proyek besar yang sedang berlangsung di wilayahnya. “Seperti MRT, normalisasi sungai Pesanggrahan dan Ciliwung. Lakukan pendekatan yang dialogis, ajak warga bicara agar mereka memberikan dukungan. Ini bukan kepentingan 1 orang tapi masyarakat Jakarta,” ungkapnya.
Walikota Jakarta Selatan Syamsudin Noor mengatakan siap melaksanakan pesan yang diberikan Jokowi. “Petunjuk yang diberikan pimpinan kita akan coba laksanakan sebaik mungkin. Kita mempercepat terwujudnya koordinasi dari bawah ke atas,” tuturnya.
Untuk masalah MRT, Syamsudin menambahkan, pihaknya terus membantu mediasi dengan para warga. Agar ada pengertian yang baik dari warga untuk pembangunan MRT layang. “Kita terus lakukan pendekatan, sejak awal saya jadi Ketua P2T sudah 7 kali bertemu warga. Memang masih ada belum mengerti, tapi secara teknis ada di provinsi kita hanya memediasi,” tandasnya.
Usai pelantikan, para pejabat, tamu, dan warga yang hadir dapat menikmati makanan-makanan tradisional mulai dari kerak telor, toge goreng, laksa, hingga bir pletok secara gratis.
Beritajakarta.com
Komentar